DAYAK WEDDING

Bride and Groom , Maryam and Weslley 1995
In the past the Dayak people got married in the traditional way, wearing Dayak clothes, there were ceremonies, there were dances and songs and of course there was music, it was lively and old. Now along with the changing times, the procedure for marriage has also changed to imitate the American and European styles. Bridal attire with a long white gown complete with crown, flowers in hand and a long seloyor. Complete with wine and cut cakes.
The Pampang Cultural
Village has explored and preserved the marriage of Dayak Kenyah tribes in
collaboration with the Benuaq Dayak tribe at the Senyiur Hotel in Samarinda in
1995. The Dayak Kenyah tribe clothing is made of woven material both for Taah
and its sapei or blouse for the bride,
complete with woven rattan cane hats decorated with beads with hornbills and
hornbills. Hornbills are birds of peace for Dayak Kenyah people. The hat is
decorated with original tiger dance and other knick knacks.
While on the neck there
is a necklace with fruit consisting of the original tiger fangs and in the ears
wearing long dangling bead earrings. On the waist there is a belt made of large
beads wrapped around the waist decoration of artificial tiger fangs. On the left and
right hand wear bracelets from ivory.
Meanwhile, the groom
wears a bead vest and loincloth that has been modified with black pants
underneath the loincloth decorated with beads, the Bluko hat complete with
hornbill feathers and a large bead necklace with fruit consisting of genuine
tiger fangs. On the left and right hand wear Seleng in black colour , while on
the left and right foot there are Blats
made of bead as a decoration
Dulu cara orang Dayak menikah pasti dengan cara tradisional
,memakai pakaian Dayak ada upacara , ada
tarian ada nyanyian dan tentu saja ada musik , ramai dan lama . Sekarang
seiring dengan kemajuan jaman , maka
tata cara pernikahanpun berubah pula meniru gaya Amerika maupun Eropah.
Pakaian pengantin dengan gaun putih panjang lengkap dengan mahkoa, bunga di
tangan dan ada seloyor panjang . Lengkap
dengan minuman anggur dan potong kue ala modern.
Desa Budaya Pempang telah menggali
dan melestarikan pernikahan Suku Dayak Kenyah kolaborasi dengan suku Dayak
Benuaq di Hotel Senyiur Samarinda tahun 1995. Busana Suku Dayak Kenyah dari
bahan manik yang dianyam baik untuk Taah dan sapei nya. Taah adalah Rok bawahan dan baju atasannya
disebut sapei buat pengantin perempuan ,
lengkap dengan topi bluko dari rotan yang dianyam dihiasi manik dengan kepala burung Enggang dan bulu burung
Enggang. Burung Enggang adalah burung
lambang perdamaian orang Dayak Kenyah . Topi dihiasi dengan tari macan asli dan
pernak pernik lainnya.
Sedangkan di leher ada kalung dengan buahnya
terdiri dari taring harimau asli dan di telinga memakai anting manik panjang
menjuntai. Di pinggang ada ikat pinggangdibuat
manik besar melilit dengan hiasan taring2 macan buatan. Di tangan kiri dan kanan memakai
gelang daribahan gading.
Sedangkankan pengantin pria memakai rompi manik dan cawat yang sudah di modifikasi dengan
celana hitam dibawah cawatnya
dihiasi manik , Topi bluko lengkap dengan hiasan bulu burung Enggang dan kalung manik besar dengan buahnya terdiri
dari taring harimau asli. Ditangan kiri dan kanan memakai ikat seleng sedangkan dikaki kiri dan kanan ada blat hiasan manik
Bride wearing Dayak Kenyah Dress
At Hotel Bumi Senyiur Samarinda, September 9th, 1995
Both Bride and groom are lifted on the boat enter the Ball Room directed by Soleman Padja 1995
Continued
Full text can be read in Book Beyond My Dream Written By Rina Laden
0 Response to "DAYAK WEDDING "
Post a Comment