LEGENDA ASAL USUL BENUAQ VERSI PUTAKNG KAYUN NAING
Berbeda dengan apa yang telah
banyak di tulis dan di beritakan secara luas
selama ini mengenai asal usul
orang Dayak dari berbagai teori yang
menyebutkan bahwa orang Dayak berasal dari China Provinsi Yunan di China Selatan yang bermigrasi secara besar- besaran di tahun 1500 – 1300
Sebelum Masehi . Tetapi orang Dayak khususnya orang Benuaq percaya bahwa
berdasarkan Tempuutn atau
legenda asal usul mereka adalah
diturunkan dari langit di muka bumi
ini
.
Pada mulanya tidak ada manusia yang di sebut suku Benuaq. Bumi ini masih kosong tidak di huni oleh manusia tetapi hanya
ada beberapa jenis binatang buas , binatang memamah biak , burung –
burung beraneka warna . Tumbuh - tumbuhan rumput , semak perdu
dan ada hanya ada satu
satu pohon raksasa yang
disebut pohon “ PUTANG KAYUN NAING “.
Tersebutlah kisah di jaman Pra –
Sejarah , pada suatu ketika dengan tiba –tiba datanglah manusia raksasa ,
tinggi besar, kuat dan sakti yang bernama “ AYUS
UMAQ SOLEN” . Manusia raksasa ini
mempunyai saudara perempuan yang bernama “ Siluq Ineq Lintai “ dan saudara laki yang bernama “ Intong Umaq Tulih “. Kemudian LAHTALA yaitu Penguasa Langit dan Bumi , Tuhan Yang Maha Kuasa yang tinggal di Perjadiq Bantikng Langit Peretikaq Bantikng Tuhaq orang
yang di percaya oleh orang Benuaq
sebagai Tuhan mereka memberi perintah
kepada Ayus untuk menebang pohon
Putang raksasa tersebut.
Maka Ayuspun menebang pohon raksasa tersebut dengan WASE atau beliung batu besi raksasa kira-kira
sebesar pangkal paha kerbau.
Ketika Ayus sedang memotong pohon Putang raksasa tersebut maka “ Ompakng ete olo mate “ yaitu petikan kayu Putang sebelah barat
sebelah matahari terbenam menjelma menjadi “ Nayuq Delonong Utok , Delonong Payang.” ( NAYUQ ITU SECAMAM DEWA ) Kemudian “ Ompakng ete
olo empet “ petikakan kayu raksasa yang sebelah timur sebelah matahari
terbit menjelma menjadi “ Udaq
Nayuq, Belaq Nayuq “. Selanjutnya Ayus menebang terus pohon Putang
Raksasa tersebut , Ompakng
ete sebelah sanan olo , percikan
kayu raksasa dari sebelah kanan menjelma
menjadi “ Belang Tunyung, Belang Antang
“ . Seterusnya Ayus terus menebang pohon
Putang Raksasa itu , Ompakng ete seiq olo
yaitu serpihan pohon yang kena wase itu dari sebelah kiri matahari
menjelma menjadi “ Ilang Belawui , Ilang Lemiang .” Akhirnya Keredop Putang lungkang , mensepuk lungkang botuk , maka rebahlah
pohon Putang raksasa tersebut, tercabut lingkaran tengah yaitu empulur , teras
kayu yang di tengah pohon
menjelma menjadi “ NAYUQ ANTUNG TEMELAWUI “
Nayuq adalah semacam manusia dewa
yang sakti dan gagah perkasa. Kemudian Nayuq Antung Temelawui memperanakkan
Baleq Ale. Baleq` Ale memperanakkan
Nayuq Baleq Tingiq. Nayuq Bale Tingiq
memperanakkan Nayuq Baleq Ajong. Nayuq
Baleq Ajong memperanakkan Rajan Pelawan . Rajan Pelawan memperanakkan Patih
Bengkeloikng. Patih Bengkeloikng memperanakkan Senselenue Langit. Senseleneu Langit memperanakkan Nayuq Buti Turu. Nayuq Buti Turu memperanakkan “ TENGKELAWANG JAWA “
TENGKELAWANG JAWA memperanakkan MENGILANG LAMPUNG DAN MENGILANG BULAU “. Mengilang Lampung menurunkan Seniang Jatu
sedangkan Mengilang Bulau menurunkan Ningkah Olo . Silsilahnya sebagai berikut : Mengilang Lampung memperanakkan Ketikng Ketingan. Ketikng Ketingan
memperanakkan Rinsing Rensingai. Rinsing Rensingau memperanakkan memperanakan Seniang Jatu. (
seniang jatu merupakan manusia )
SENIENG JATU berului yaitu turun
kebumi menempati Benua Limaq
daerah Kalimantan Tengah . Kemudian Mengilang Bulau saudara Mengilang Lampung memperanakkan Mengiling Nayun Lino . Mengiling
Nayun Lino memperanakkan Lukut Daan Duyan . Lukut Daan Luyan memperanakkan Ningkah Olo.
NINGKAH OLO berului
yaitu turun kebumi menempati
Tengkulun Ayepm , konon sekitar Gunung
Lipan ( Daerah yang menyerupai Terenggiling
) di daerah Samarinda Seberang di Kalimantan Timur. Setelah beberapa lama tinggal di Tengkulun
Ayepm dan beranak pinak , dia mendirikan Lou yaitu rumah panjang dan berladang jauh didaratan . Menjadi raja
dengan sebutan “ Merajaq `Ningkah Olo “ .
Setiap sore apabila mereka pulang
dari ladang bersama – sama ,
mereka menyebut “ Ayoq takaq uli la Benua
“ mari kita pulang ke Benua ,
yang mereka maksudkan dengan benua itu adalah pulang ke LOU tempat pemondokan yang mereka tinggal bersama – sama. Demikian
seterusnya ketika mereka pulang
dari ladang pemimpinnya selalu mengajak mari kita pulang ke Benua.
Karena itu lama kelamaan orang Kutaq Pahuq menyebutnya mereka orang Benua dan entah bagaimana lapal atau tulisannya lama kelamaan
Benua itu menjadi Benuaq.
Hidup keturunan Ningkah Olo tenang dan damai sampai akhirnya mereka
merasa terusik karena penyebaran agama baru yaitu agama Islam. Ada
diantara orang Benua itu yang
memeluk agama islam , maka mereka tidak
lagi di sebut Benuaq tetapi Pahuq. Orang Benuaq yang tidak mau
masuk agama Islam, mereka melarikan
diri mudik ke hulu sungai Mahakam dan tinggal di Muara Pahu . Di sana ada orang Kutai yang di sebut Kutaq`Pahuq`, mereka juga pada awalnya belum beragama .
Bahasa orang Kuta Pahuq seperti bahasa orang Benuaq tetapi logat dan kata2nya
ada yang seperti campuran bahasa Benuaq
dan Kutai. Karena terdesak penyebaran
agama Islam orang Benuaq menjauhkan diri semakin ke hulu menyebar di tiga
daerah dengan tiga kelompok yaitu : Kelompok Benuaq yang menempati sungai
Mahakam berhadapan dengan sungai Kedang Pahu.
Kelompok lain ada yang menempati
Tanjung di Muara pahu. Ada kelompok yang
menempati tepi sungai Kedang Pahu.
Semakin lama orang Melayu
yang berdagang sambil menyebarkan Agama semakin banyak yang
mendatangi tempat – tempat baru , mereka
juga mudik sampai ke Muara Pahu. Mereka
berdagang sambil menyebarkan agama Islam. Orang Kutaq`Pahuq dan sebagian orang
Benuaq yang mau masuk Agama Islam sekarang menetap di Muara Pahu
sebagai orang Pahuq. Orang yang tidak
mau masuk agama Islam mereka lari semakin ke hulu dan semakin jauh masuk
kedaratan. Orang Benua
yang menempati tepi sungai Mahakam
mudik ke hulu dan menetap di sana , karena mereka mudik lalu orang
Kutai menyebut mereka lari , dalam bahasa Kutainya “ Bahau “ ,
dan sampai sekarang orangnya di sebut
orang Bahau. Sedangkan orang
Benuaq`menyebutnya Pariq dari kata yang berasal
dari kata padi yaitu “ Pare “
, karena daerah mereka subur dan padinya bagus. Sampai sekarang orang Benuaq menyebut suku –
suku yang di hulu Mahakam sebagi Orang Pariq atau Bahau .
Kemudian kelompok orang Benua
yang menempati Tanjung Muara Pahu mudik dan naik kedaratan serta menetap
disana , orang Kutai menyebutnya orang Tanjung , yang pada akhirnya di sebut
Tunjung . Adapun orang Benuaq
menyebutnya Tanjung itu Tanyoi atau Tonyoi.
Sedangkan kelompok orang Benua yang lari
mudik ke ulu sungai Kedang Pahu , Sungai Jelau, sungai Lawa dan sebagian berkelompok di Bereq tepi sungai
Kedang Pahu dan muara sungai Idant
. Mendirikan LOU di Bereq, bukan hanya
orang keturunan Merajaq Ningkah Olo tetapi orang yang berasal dari keturunan
Seniang Jatu, Temerikukng, Une Mataq Tunger sepakat membuat kerajaan
Benuaq yang pemerintahan awanya di pimpin oleh keturunan Ningkah Olo .
Itulah asalnya mengapa orang di
sebut Benuaq dari kata Benua , Tunjung dari kata Tanjung dan Bahau.
Kita sekarang boleh saja tidak percaya bahkan mungkin mentertawakannya ,
tetapi begitulah ceriteranya . Penulis
hanya menuliskan dan membukukannya
berdasarkan catatan dan ceritera orang tua dari mulut ke mulut
diturunkan dari generasike generasi . Kebenarannya tentu saja ada yang benar
dan mungkin juga ada yang tidak tetapi begitulah asal usul orang Benuaq
semuanya bisa diperdebatkan dan menjadi
bahan diskusi. Yang pada akhirnya sama
seperti mengapa orang menyebut orang yang mendiami pulau Kalimantan dengan
sebutan Orang Dayak. Dayaq dalam bahasa
Benuaq adalah berarti hulu . Ada benarnya dari ceritera ini karena meskipun
pada awalnya mereka menempatkan daerah Tengkulunt Ayepm
daerah Samarinda Seberang , namun
karena terdesak oleh para pedagang yang menyebarkan agama baru yang mereka
belum kenal sehingga mereka melarikan diri semakin kehulu semakin ke dayaq.
Bukti dari sisa – sisa Kerajaan Ningkah Olo di Daerah Samarinda di temukan
berbagai macam benda keramik berbentuk guci tua di daerah Kutai Lama.
Note: Diambil dari Buku Beyond My Dream Ditulis oleh Rina Laden.
0 Response to " LEGENDA ASAL USUL BENUAQ VERSI PUTAKNG KAYUN NAING"
Post a Comment