STRATAFIKASI SOSIAL MASYARAKAT BENUAQ
Tuhan
menciptakan manusia semua sama menurut gambar dan rupa-Nya , semua indah semua
bagus, cantik dan gagah , dan elok rupanya dan setiap
orang lahir kedunia itu sama2
diperlengkapi dengan mata dan hidung dan kaki tangan yang lengkap. Di bekali
dengan otak dan pikiran , diberi harta kekayaan yaitu waktu yang sama untuk
setiap orang 24 jam sehari dan semalam. .
Tetapi ketika dia lahir , besar dan dewasa semua orang diatur oleh
peraturan-peraturan yang telah di sepakati bersama di dalam suatu masyarakat
atau komunitas. Orang Benuaq mengatakan “ Adet suket “, adat dan aturan . Maka
setiap orang yang hidup dan tinggal didalam komunitas tersebut harus tunduk
kepada adat dan aturan. Sehingga setiap pelanggaran yang telah dilakukan
terhadap adet suket adat dan aturan tersebut di beri hukuman – hukuman atau denda
– denda. Dari sanalah awal mulanya ada tingkatan- tingkatan atau stratafikasi
social di dalam masyarakat Benuaq.
Orang yang pemalas , berkelakuan tidak baik,
bodoh, membunuh, atau melukai orang
lain, mengambil istri orang , berselingkuh,
mencuri , merusak barang orang lain,
menghamili anak gadis dan tidak bertanggung jawab. Harus dikenakan sangsi adat
atau denda adat seperti yang telah diatur dan disepakati oleh umum sebagai
aturan yang baku dan berlaku. Maka ketika orang tersebut dia tidak mampu membayar denda tersebut maka
dia akan “ Ului atau labur “ artinya dia menyerahkan dirinya sebagai bayaran dari
denda itu , dia akan bekerja sebagai
budak kepada orang yang mendenda dia sebagai ganti pembayaran dari denda itu
sampai hutangnya terbayar lunas. Apapun yang dia kerjakan hasilnya menjadi milik tuannya dan apapun yang
dia tanam semua menjadi milik tuannya dia tidak berhak atas semuanya. Sampai
ada orang yang membantu memayar denda atau menebusnya. Ketika ada orang yang
memang jahat melalukan kesalahan berkali –kali maka banyak yang menjadi budak
samoai mati dan beranak pinak.
Itulah sebabnya masyarakat Benuaq sangat berhati –
hati dan berusaha hidup sesuai dengan tata karma dan adat istiadat dengan benar
supaya tidak menjadi “ batakng ulutn atau ripetn “ ini istilah lain dari kata “
budak” dari orang lain. Orang berusaha
untuk rajin bekerja , membuat ladang sendiri, bercocok tanam dan berkebun,
berahatn masuk hutan mencari rotan dan damar untuk di jual supaya tidak
mengalami kelaparan sebab orang yang lapar bisa datang menyerahkan diri untuk
menjadi budak orang lain.
Masyarakat orang Benuaq tempo dulu
mengenal adanya stratafikasi social yang mengelompokkan masyarakat menjadi tiga
macam kelas social atau tingkatan yaitu :
Golongan
pertama disebut “ Mantiq yaitu kelompok bangsawan atau turunan raja.” Mereka hidup
sebagai penguasa , sebagai pemimpin suku.
Golongan
kedua disebut “ Marentika yaitu orang yang merdeka “ ,
orang dari kelompok ini bukan keturunan
raja atau mantiq tetapi mereka juga bukan keturunan budak atau ripent. Mereka
orang merdeka tidak tunduk kepada siapa – siapa
kecuali tunduk kepada adet suket yang mengatur mereka.
Golongan
ketiga yang di sebut “ Ripetn yaitu kelompok budak “. Kelompok budak ini seperti yang telah diceritakan diatas akibat
berkelakuan buruk dan pemalas, tetapi bisa juga karena kalah perang dan di
tawan di jadikan budak.
Note : Buku BEYOND MY DREAM ditulis oleh Rina Laden
0 Response to "STRATAFIKASI SOSIAL MASYARAKAT BENUAQ"
Post a Comment